SOSIOLOGI

Jumat, 24 Desember 2010

Industri dan Masyarakat

Dalam arti luas industri yang berkaitan dengan teknologi ekonomi perusahaan dan orang-orang yang terlibat di dalamnya telah sangat mempengaruhi masyarakat . pengaruh tersebut bias berupa nilai-nilai pengaruh fisik terhadap masyarakat dan usaha industrial interes group untuk mempengaruhi masyarakat.
Industri memiliki pengaruh yang menimbulkan akibat fisik di dalam masyarakat . akibat yang dirasakan oleh masyarakat dengan adanya industri bias berbagai bentuk yang berbeda. Bila suatu kuta sangat tergantung hanya kepada satu jenis industri atau perusahaan , perkembangan industri atau perusahaan tersebut akan menentukan apakah kota tersebut berkembang atau hancur. Munculnya industri baru dalam suatu wilayah akan memberikan pengaruh besar terhadap jumlah tenaga kerja .dengan munculnya wilayah industri baru maka kota kota kecilyang hanya tergantung kepada pertambangan timah, menjadi kota-kota besar dan padat penduduknya. Kota tersebut berkembang menjadi tempat tinggal  tenaga kerja yang jumlahnya cukup besar.
Form dan miller pada tahun 1960 mengatakan bahwa ada 5 jenis intraksi antara interes group tersebut dengan masyarakat yaitu :
1.      Bisiness-detect pihak perusahaan menentukan jam kerja karyawannya, tanpa mempertimbangkan efeknya terhadap kehidupan rumahtangga, dan para karyawan harus menyesuaikan kehidupan keluarga mereka dengan kegiatan industri
2.      Business-detect sama seperti diatas akan tetapi sudah ada aturan –aturan kerja yang lebih lanjut, hanya ia masih ditentukan oleh pihak manajemen
3.      Labour-mediated pihak buruh dalam hal ini organisasi buruh, mencoba ikut ambil bagian dalam menentukan jam kerja
4.      Equilibrium organisasi buruh cukup kuat, begitu juga pengaruh masyarakat
5.      Family-mediated dalam interaksi macam nilai-nilai keluarga cukup dominan
Ada teori lain mengenai interaksi antara industri – masyarakat dengan menggunakan empat pendekatan yaitu :
1.      Structural functional yaitu meliputi penyebaran industri dalam berbagai sub system masyarakat lain
2.      Compensation dimana industri yang dianggap sebagai sumber sosiabilitas tidak mungkin ada di dalam masyarakat local.
3.      Welfare (kesejahteraan) suatu pendekatan terhadap peristiwa-peristiwa di dalam masyarakat, dimana pihak industri mengambil bagian dalam partner masyarakat
4.      Power industri menjadi sumber kekuatan yang mempengaruhi masyarakat.
Pengaruh masyarakat terhadap industri
Masyarakat telah merasakan berbagai bentuk pengaruh dari adanya industri dan kadang kala masyarakat sendiri ikut memperkuat atau memperbesar skala pengaruh tersebut akibat interaksi antara pihak buruh dan pihak manajemen biasanya baru dirasakan baik oleh pihak pengusaha, pihak organisasi buruh juga oleh pemerintah jika terjadi peristiwa pemogokan buruh akan mempengaruhi perputaran roda ekonomi
Sebagai pengusaha pemerintah secara langsung berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi melalui 4 cara :
1.      Pemerintah sebagai pembeli terbesar dari barang-barang dan jasa untuk menjalankan roda pemerintahannya
2.      Pemerintah sebagai majikan kurang lebih 1 juta orang penduduk inggris bekerja pada pemerintah dari seluruh pekerja inggris yang berjumlah 24 juta orang.
3.      Pemerintah memberikan pengaruh langsung kepada kegiatan bisnis dengan melalui berbagai kegiatan lembaga keuangan yang dimilikinya misalkan bank, akan tetapi tidak ikt langsung dalam kegiatan manajemennya.
4.      Pemerintah sebagai pengusaha langsung dengan memproduksi barang-barang dan menjualnya secara terbatas
Hubungan Industri dengan Hukum
Pada tahun 1974 pemerintah partai buruh yang menggantikan kedudukan partai buruh menggantikan kedudukan partai konservatif telah membatalkan UU 1971 tersebut tetapi berbagai pasal diantaranya masih tetap diberlakukan (thomson dan englemen,1975 hal 159) beberapa bagian dalam industri yang berkaitan dengan masalah hukum perburuhan yang masih diberlakukan adalah :
1.      Hubungan antara majikan dan buruh diatur b erdasarkan hukum publik serta peraturan lain seperti UU serikat tahun 1974 dan UU hubungan perburuhan serta UU keselamatan kerja tahun 1975
2.      Undang-undang yang mengontrol tentang kondisi pekerjaan meliputi pengaturan tingkat jaminan kesejahteraan dan keselamatan kerja.

Model dan Klasifikasi

Pugh (1971) telah mengelompokan 6 model utama yang berasal dari berbagai disiplin ilmu yang berbeda yang secara garis besarnya akan diuraikan dibawah ini :
  1. Teori ekonomi
Teori ini menengahkan suatu model organisasi yang mempunyai ciri khas dalam tujuannya yaitu keuntungan maksimal dalam kerugian minimal.dalam menerangkan dan memecahkan persoalan yang ada dalam suatu organisasi dikembangkan suatu model perusahaan tiruan.
  1. Teori teknologi
Para ahli teknik adalah kelompok kedua yang mengklaim bahwa teknologi adalah variabel utama dari kondisi internal struktur organisasi beserta kondisi lingkungannya. Suatu model organisasi yang ditinjau dari peranan teknologi telah di kembangkan oleh woodward (1970) thompson (1967), perrow (1970) dan trist (1967). Karena teknologi adalah suatu variabel penting di dalam kerja organisasi.
  1. Teori individu
Teori ini memfokuskan perhatiannya pada masalah sikap tingkah laku dan ciri-ciri pribadi individu yang ada dalam  organisasi. Maslow (1945) dan herberg (1966) dengan analisanya tentang kepuasan kepuasan kerja, hirarki kebutuhan dan motivasi untuk mengembangkan diri. Telah ditolak oleh teori individu ini.
  1. Teori kelompok
Teori ini didasarkan atas hasil penelitian Elton mayo dan eksperimen Hawthone. Teori ini sangat mementingkan peranan pola kepemimpinan dan norma-norma yang berlaku dan menyatakan bahwa kendala bagi organisasi dan pengembangan orientasi individu hanya dapat dimengerti jika buruh dilibatkan dalam kegiatan kerja.
  1. Teori struktural
Model birokrasi yang merupakan penemuan weber yang terkenal (gert dan mill, 1948) telah menjadi pedoman bagi sejumlah studi empiris lainnya tetapi telah menjadi sasaran banyak kritikan


  1. Teori manajemen
Teori ini dijelaskan oleh fayol (1949) titik berat teori ini ialah usaha untuk memaksimalkan produktifitas. Teori ini menganggap hirarki wewenang sebagai hal yang wajar dan memperlakukan manusia sebagai manusia mesin.
Etzioni (1975) serta blau dan scott (1963) telah mencoba membuat suatu klasifikasi organisasi yang didasarkan  atas bentuk hubungan antara organisasi dengan para anggotanya. Bentuk hubungan tersebut dekenal dengan sebutan complience relationship artinya suatu bentuk hubungan antara autory dengan para anggotanya dengan perlengkapan organisasi. Bentuk-bentuk complience relationship adalah
§  Coercive dimana pihak penguasa berusaha memaksa para anggotanya untuk melakukan perbuatan tertentu contohnya organisasi penjara.
§  Remunirative dimana pihak, dimana pihak penguasa memperhitungkan keterlibatan kalkulatif, misalnya perusahaan dan industri.
§  Normative, pihak pengauasa berusaha mengerahkan para anggotanya agar mengikuti satu norma-norma atau nilai tertentu.
Burns pada tahun 1967 telah menunjukkan bahwa terdapat suatu kelemahan besar dalam tipologi Etzioni. Jika ada kecenderungan untuk melakukan penyesuaian, bagaimanakah cara organisasi memulainya? Apa tujuan penesuaian tersebut. Hal-hal ini ternyata tidak terdapat dalam uraian tipoligi Etzioni. Selain itu Etzioni pun tidak dapat menjelaskan bagaimana individu-individu dalam organisasi memandang  posisi dan peranan mereka satu sama lain.
Blau dan scott, (1963) menggunakan suatu prinsip diferensiasi ”siapa yang menggunakan” dan ”siapa yang mendapat keuntungan”. Mereka mengusulkan bahwa lapisan-lapisan masyarakat yang mengkonsumsi output organisasi dapat digunakan untuk mengidentifikasi tipe-tipe  organisasi dan karakteristik partisipasi para anggotanya serta berbagai problema yang dihadapi organisasi. Dengan prinsip-prinsip di atas mereka mengklasifikasikan organisasi tersebut menjadi :
-          manual benefit organizationis, yaitu suatu organisasi dimana semua anggotana memberikan keuntungan terhadap organisasi tersebut, contoh : Lion Club, yayasan-yayasan.
-          Owners weal organizations, tipe organisasi ini kira-kira sama dengan tipe organisasi normatif
-   Common weal organizations (organisasi kemasyarakatan), suatu tipe organisasi dimana para penyumbangnya adalah masyarakat umum, contoh : PMI, organsasi-organisasi kampung seperti RT, RW, dan sebagainya.
Burns menyatakan bahwa pendekatan bahwa pendekatan yang dilakukan yang dilakukan oleh Blau dan Scott telah menimbulkan suatu problema, yaitu mengenai istilah ”penyumbang utama”. Seolah-olah ia memberikan suatu kesan adanya suatu kelompok penyumbang yang kokoh dan kompak. Kenyataannya kebanyaka kelompok penyumbang sering terpecah-pecah dan saling bersaing.
Suatu kesimpulan umum mengnai teori-teori ang diajukan oleh Etzioni, Blau dan Scott adalah bahwa organisasi bersifat kompleks dan tidak mudah diklasifikasikan hanya dengan satu kriteria atau hanya dalam satu dimensi. Untuk membuat suatu klasifikasi, kita harus mempertimangkan ”faktor-faktor eksternal, berbagai aksi dan interaksi dalam organisasi dan output perilaku organisasi” (Hall, 1977. hal.41). cara-cara untuk mengklasifikasikan organisasi dengan memperhitungkan semua faktor organisasi dengan memperhitungkan semua faktor di atas bisa dilakukan dengan penelitian terhadap taksonomi organisasi. Penelitian terhadap teksonomi organisasi ini dengan menggunakan dasar-dasar teori yang dikembangkan oleh Etzioni, Blau dan Scott (Hall, 1967), tetapi hasil yang didapatkan dari penelitian tersebut masih memiliki banyak kelemahan, karena dari variabel-variabel yang dipilh, seperti komleksitasm spesifikasi, dan formalisasi ternyata tidak semuanya dapat menerangkan realita organisasi. Ia hanya merupakan salah satu variabel yang bisa digunakan, sehingga tidak bisa menjelaskan realita organisasi secara keseluruhan.
Teknologi telah lama dianggap sebagai suatu variabel penting dalam kaitannya dengan organisasi. Tetapi baru-baru ini Perrow (1970) telah menyatakan bahwa teknologi adalah satu variabel independen yang menjadi suatu pusat pengaruh terhadap semua struktur organisasi. Teknologi, demikian kataya, berhubungan langsung dengan materi-materi yang diproses oleh organisasi dan dengan berbagai enis kegiatan penelitian yang dilakukan di dalam organisasi. Berbicara mengenai masalah teknologi kita sering bertemu dengan istilah ”raw material” dalam konteks organisasi ini bisa bermacam-macam seperti apa yang dikatakan oleh Parrow yaitu : mungkin berupa ... lingkungan hidup, manusia, atau yang lainnya seperti suatu lambang (simbol) atau benda mati. Manusia merupakan suatau bahan baku di dalam perubahan kemasyarakatan : atau di dalam proses-proses organisasi kemasyarakatan ; atau di dalam proses-proses organisasi kemasyarakatan ; atau di dalam proses-proses organisasi kemasarakatan ;simbol adalah suatu material yang sering dipakai oleh bank, agen-agen periklanan dan beberapa organisasi riset. Interaksi di antara berbagai jenis manusia jga merupakan suatu raw material yang sering dimanfaatkan oleh para administrator dalam organisasi (hal. 195)
Organisasi yang memiliki manusia dan simbol sebagai raw materialnya sering memiliki manusia dan simbol sebagai raw materialnya sering memiliki ketidakseimbangan, dengan pengecualian kalu salah satu material tersebut bukanlah suatu veriabel. Perbedaan di dalam material akan menyebabkan perbedaan dalam proses organisasi dan perbedaan tugas dan struktur yang muncul dalam organisasi yang tidak mempunyai tugas-tugas rutin, sedang sebaliknya pusat struktur formal yang berkaitan dengan teknologi selalu mempunyai tugas-tugas rutin.
Argyris pada tahn 1972 telah mengkritik formulasi yang diuat oleh perrow beserta usahanya untuk mengembangkan suatu tipologi komparatif dengan menggunakan teknologi sebagai variabel utamanya. Dia mengkritik bahwa usaha Perrow dalam menganalisa organisasi telah mengabaikan variabel-variabel lain diluar teknologi, misalkan kontrol administrasi dan gaya-gaya kepemimpinan, sehingga ”gagasannya mengenai penyesuaian antara teknologi. Setruktur organisasi dan kegiatan administrasi antara teknologi, struktur organisasi dan kegiatan administrasi adalah konsep yang statis”. Selanjutnya dia mengatakan :
Karena persepsi individu sama sekali diabaikan dalam organisasi tersebut, maka prediksi yang terkandung dalamnya tidak bisa diterima. Sebagai contoh teori itu menganggap adanya perbedaan penting antara tingkahlaku para pekerja di pabrikdengan sikap dan perilaku para mahasiswa di universitas. Padahal suatu teori yang menggunakan tinjauan psycho perceptual justru menunjukkan adana suatu kesamaan sebagai contoh kegiatan rutin dalam kehidupan, kendala-kendala dalam menghadapi atasan (agi mahasiswa bisa dosen atau rektor) atau juga tekanan untuk berproduksi (bagi mahasiswa bisa berupa tekanan untuk mendapat nilai yang baik) dan sebagainya”.
Akhirnya, agyris menunjukkan bahwa tidak ada cara yang jelas untuk memahami suatu bentuk organisasi baru yang sangat tergantung terhadap karakteristik individu atau kelompok (1972, hal44)
Sejauh ini kita telah mempelajari sejumlah klafikasi organisasi yang didasarkan atas suatu variabel sebagai dimensi utamanya untuk menguraikan proses-proses dan struktur organisasi. Kenyataannya mereka tidak berhasil untuk menjelaskan karakteristik organisasi yang sangat kompleks dan berbeda . suatu ilustrasi yang menggambarkan kekuarangan teori tersebut ialah munculnya pengakuan terhadap perbedaan lingkungan dimana organisasi bergerak, baik secara politik, ekonomi, hukum. Maupun demografi dan teknologi. Child  pun telah menunjukkan bahwa kesulitan yang dialami untuk mempelajari struktur dan proses-proses yang ada dalam organisasi, yang memiliki sifat-sifat-sifat yang kompleks, memiliki variabelitas tinggi serta sering berbeda satu sama lain (1972 hal.2). laurence dan Lorsch pun mengatakan bahwa faktor lain yang mempengaruhi adalah adanya suatu hubungan diantara faktor-faktor eksternal (diferensiasi dan integrasi, serta proses konflik yang ada di dalam tubuh organisasi) yang cukup kompleks (1967 hal 157). Juga hasil penelitian yang dilakukan oleh pugh dan lain-laintelah menemukan sejumlah variael kontekstual yang berkaitan dengan organisasi secara struktural. Pola-pola internal, seperti aktivitas, otoritas dan aliran kerja berkaitan erat bahkan saling bergantung dengan ukuran organisasi dan teknologi dalam organisasi.
Organisasi berdiri di atas sejumlah faktor internal dan eksternal yang memberikan pengaruh dan tekanan dalam berbagai tingkat ukuran. Child mengatakan bahwa:
” pada saat sekarang ini, beberapa model organisasi yang telah dikembangkan kurang begitu mampu menerangkan masalah karakteristik organisasi. Karena model-model tersebut tidak memperhatikan semua faktor internal dan eksternal serta kaitannya satu sama lain”. (1972 hal. 1)
Untuk mengatasi hal itu, child mengajukan usul untuk mempertimbangkan peranan holder of power yang menjadi menjadi media di antara variabel-variabel kontekstual dengan pola-pola srukturnya. Dia menyatakan bahwa pemegang kekuasaan mampu memberi crak terhadap suatu struktur organisasi dengan kekuasaannya, sehingga dengan mempelajari karakteristiknya kia akan dapat mengetahui dan mempelajari suatu struktur organisasi (1972 hal.17).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar